Apakah Saya Mau Menjadi Ketua?

Seorang teman bertanya kepada saya, “Apakah kamu maju untuk menjadi ketua APJII Jatim?” Sebelum saya menjawab, sebenarnya sudah sejak lama saya berpikir apakah saya memang mau mencalonkan diri sebagai ketua Pengwil APJII Jatim seperti harapan beberapa rekan?

Pertanyaannya sebenarnya simple, kenapa seseorang bisa atau mau memutuskan untuk menjadi pemimpin? Dalam benak saya, menjadi pemimpin itu tidak mudah, ada banyak hal yang harus dihadapi dan kita juga harus berbesar hati juga kalau dicaci dan dicela karena ada yang tidak puas atas keputusan kita. Nggak bisa trus kita ngambek, atau trus membenci seseorang karena sikapnya. Resiko menjadi pemimpin itu memang berat.

Lalu kenapa masih ada yang tertarik? Mungkin karena benefit, mungkin karena prestise, mungkin juga karena kepentingan. Tapi masak cuma itu? Apakah tidak ada yang menjadi pemimpin karena mau mengabdi dan melayani? Menjadi pemimpin untuk membawa kemajuan bersama tanpa mengutamakan kepentingan golongan atau dirinya?

Hal itu sebenarnya menjadi refleksi buat diri saya sendiri, apa sih sebenarnya yang saya tuju kalau saya memang akhirnya menjadi ketua?

Untuk saya, menjadi ketua memang bukan hal baru. Sejumlah jabatan ketua pernah saya jabat dan semua membawa pelajaran berharga buat saya. Apakah saya berhasil? Mungkin tolok ukurnya saja yang bisa jadi berbeda. Bagi saya, BERHASIL itu kalau kita membuat perubahan atau kemajuan yang dirasakan oleh banyak orang lain. Kalau pada suatu saat nanti orang kemudian bisa merasakan manfaat perubahan yang kita buat, itu baru namanya kita berhasil membuat kemajuan.

Lalu, sebenarnya apa manfaat yang masih bisa saya kejar untuk APJII ? Mungkin disitu letak masalahnya, karena saya punya banyak cita-cita yang ingin saya wujudkan di APJII Jatim. Tetapi APJII bukan perusahaan milik saya, APJII adalah sebuah organisasi yang berdiri diatas kepentingan banyak orang, artinya buat saya, saya tidak bisa memaksakan program saya walaupun mungkin bagus menurut saya, tetapi mungkin tidak banyak bermanfaat bagi teman-teman anggota. Tapi susah juga membuat program yang cocok untuk semua orang, cuma minimal saya pikir bisa bermanfaat bagi kebanyakan anggota. Mungkin itu yang harus menjadi prioritas.

Dalam benak saya, kalau begitu, apa yang bisa saya lakukan? Saya musti banyak berkomunikasi dengan anggota, biar suaranya saya dengar dan kemudian saya bisa memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh semua atau kebanyakan dari pada anggota. Bukan soal saya punya program apa, tapi soal apa yang saya bisa lakukan buat teman-teman anggota. Maka saya sangat membutuhkan teman-teman anggota untuk bisa selalu memberikan masukan dan berkommunikasi untuk menjangkau kebutuhan yang menjadi target kemajuan APJII.

Jadi PR saya adalah kalau menjadi ketua adalah membuat model komunikasi yang pas agar saya bisa mendengarkan kebutuhan anggota dan mencoba mencarikan solusinya dengan dukungan APJII Pusat. Menjadi ketua bukan soal menjadi pemimpin, tetapi adalah menjadi orang yang bisa membantu anggota mengurangi masalah mereka, dan mencoba menciptakan kondisi yang memungkinkan teman-teman anggota untuk bertumbuh.

Jadi, kembali ke pertanyaannya, apakah saya mau maju mencalonkan diri menjadi ketua APJII Jatim? Temans, saya jawab ya, “Saya mau menjadi pelayan buat teman-teman memajukan APJII Jatim,” Itu jawaban saya. Salam kompak buat Jatim.

Yogyakarta, 14 November 2021

One Reply to “Apakah Saya Mau Menjadi Ketua?”

  1. Menjadi ketua apjii terutama jatim ..adalah sebuah pengabdian pak ayom…saya harap tidak ada polarisasi antara senior dan junior 😀 insyaallah bila nanti terpilih menjadi ketua apjii jatim..lebih ” ngewong ke” isp isp kecil yang dipelosok…terkadang..Tujuan benar namun penyampaian tidak baik belum tentu akan diterima dengan baik oleh anggota.., ‎komunikasi yang baik harus diutamakan,….nggih pak ..syaa dukung pak ayom menjadi ketua apjii jatim .. bismillah…go go!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *